Resensi - Half Full half Empty
Buku Powerfull !!
Oleh : Luthfi Khaerul Azhari / XIH
Judul : Setengah Isi dan Setengah Kosong “Half Full – Hall Empty”
Penulis : Parlindungan Marpaung
Penerbit : MQS Publishing
Kota Terbit : Bandung
Tahun : Cetakan XII, September 2007
Tebal : xxiii +334 hlm ; 11,5 x 7,5 cm
Hidup adalah anugrah,namun kita mempunyai tantangan dalam menjalani hidup itu dan bisa kita sebut itu “masalah”. Setiap orang menjalani hidup nya masing-masing,namun permasalahan mereka tak mungkin jauh berbeda dengan manusia yang lainnya.Alhasil kita perlu pedoman atau bimbingan untuk menjalani hidup ini dengan baik serta dapat mencapai tujuan kita masing masing.
Cara kita memandang orang lain akan sangat mempengaruhi bagaimana hubungan kita dengan orang tersebut selanjutnya.Ada saja orang yang berkutat pada sisi negatif orang lain dibandingkan potensi-potensi yang masih dimilikinya. Masih ada juga segelintir orang yanglebih suka menceritakan “gelas kosong” orang lain daripada “gelas isi” dirinya.Para ahli mengatakan bahwasanya cara pandang ini sangat besar dipengaruhi olehapa yang masuk ke pikiran. Baik itu melalui media bacaan, tontonan, maupunhasil diskusi dengan orang lain, juga sistem pola asuh di rumah. Menariknyalagi, cara pandang ini tidak ada hubungannya dengan gelar yang disandang,pangkat, jabatan, serta kekayaan seseorang. Semua hal ini semata-matatergantung daripada kualitas mental seseorang.
John Wesley pernah bertutur, “Lakukanyang terbaik yang bisa Anda lakukan, dengan segenap kemampuan, dengan caraapapun, di manapun, kapanpun, kepada siapapun, sampai Anda sudah tidak mampulagi melakukannya.”
Optimisme yang sesungguhnya adalah menyadari masalah serta mengenali pemecahannya. Mengetahui kesulitan dan yakin bahwa kesulitan itu dapat diatasi. Bukan menitikberatkan pada “How to life”melainkan “Way of life” dalam hidup. Melihat pandangan negatif, tetapi menekankan yang positif. Menghadapi yang terburuk, sekaligus mengharapkan yang terbaik. Mempunyai alasan untuk menggerutu, tetapi memilih untuk tersenyum.
Di antara seribu alasan untuk menyerah, buku ini memang rekomendasi yang sangat cocok bagi jiwa Anda yang rapuh. Buku yang mampu mengisi kekosongan jiwa Anda dengan semangat baru, harapan, dan optimisme. Saya sendiri membuktikan dengan membacanya, memahaminya, dan sebagai tindak lanjutnya harus mengaplikasikannya dalamkehidupan. Memang benar apa yang disampaikan oleh beliau, “Tantangan dan masalah merupakan tanda bahwa kita masih hidup”.
Jika dicermati lebih jauh, memang tidak satu tempat pun di dunia ini yang terbebas dari tantangan. Tantangan sesungguhnya adalah membuat seseorang semakin matang dan dewasa dalam perkembangan mental. Tantangan yang dilakoni dengan baik akan memberikan pembelajaran paling berharga bagi kehidupan seseorang.
Lewat buku “Setengah Isi dan SetengahKosong”, Parlindungan Marpaung mengajak para pembaca untuk mengembangkan sikap positif dalam memaknai hidup. Lebih dari itu, 63 kisah-kisah khas yang tersaji,akan memberikan pengertian sekaligus pemahaman tentang kasih sayang,komunikasi, motivasi, profesionalisme, dan sikap hidup. Anda tidak hanyaberkaca untuk kehidupan masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Anda juga bisa menjadikan hidup menjadi lebih hidup usai membaca buku full inspiration ini. Selain itu,kisah kisah yang dipaparkan dalam buku ini disisipi berbagai contoh cerita cerita yang menginspiratif pembaca,adapun humor humor yang disisipkan dalam contoh kisah tersebut.
Ada satu kisah inspiratif yang menginspirasi saya saat mengambil pesan tersirat di dalamnya. Berikut kisahnya
“Keledai”
Seorang petani yang tinggal di daerah sumatera selatan memiliki keledai satu-satunya sebagai alat angkutan sehari hari.Suatu hari keledai milik petani itu jatuh ke sumur.Hewan itu menangis memilukan selama ber jam jam,sementara si petani tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan keledai satu satunya itu.Segala upaya telah dicoba,tetapi tidak membuahkan hasil.
Akhirnya,setelah berdiskusi dengan saudaranya diperolah kesimpulan untuk membiarkan keledai di dalam sumur itu untuk di timbun.Alasannya hewan tersebut sudah tua dan tidak terlalu berguna lagi jika ditolong. Di pihak lain,sumur itu juga sebenarnya kurang produktif.Dengan demikian, menutup sumur bersama keledainya merupakan keputusan yang tepat.
Lalu ia mengajak tetangga tetangganya untuk dating membantu.Mereka dating membawa sekop,cangkul,dan peralatan lainnya lalu mulai menimbun tanah ke dalam sumur.Pada mulanya,ketika keledai menyadari bahwa ia akan dikubur,dia menangis penuh kengerian.Namun,lama kelamaan semua orang menjadi takjub ketika si keledai menjadi diam dan tidak berteriak lagi.
Setelah beberapa sekop tanah mulai dituangkan lagi ke dalam sumur,si petani melihat ke dalam sumur dan tercengan apa yang dilakukan oleh sang keledai. Sekali pun punggungnya terus menerus ditimpa oleh bersekop sekop tanah dan kotoran,si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah,lalu keledai menaiki tanah itu.Begitu seterusnya,tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah ke atas punggung hewan itu,sedangkan si keledai juga terus mengguncang-guncangkan badannya dan melangkah naik hingga mendekati mulut sumur. Tak pelak lagi,semua orang terpesona ketika melihat si keledai melompati tepi sumur dan melarikan diri.
***
Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa,setiap kita mempunyai masalah walaupun itu masalah yang sangat berat,sesungguhnya ada jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut asal kita berani bertindak dan ambil resiko.Teruslah berusaha untuk mencari jalan keluar tersebut,Pikirkan jalan lain atau cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalah tersebut.Jangan hanya diam! diam saja tidak akan menyelesaikan masalah,apalagi menghindar dari masalah itu.
Adapun kalimat kalimat inspiratif yang terdapat dalam buku itu,
“Bukan titik yang menyebabkan tinta, melainkan tinta yang menyebabkan titik. Bukan cantik yang menyebabkan cinta, melainkan cinta yang menyebabkan cantik”, ungkap penulis.
“kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah jatuh,melainkan karena kita bangkit setiap kali jatuh” CONFUSIUS
“Pengalaman bukanlah apa yang dialami seseorang,melainkan apa yang dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi pada dirinya” penulis
*ada kutipan